Dua hari ini tenaga saya cukup terforsir, karena wira-wiri mengurus hewan kurban. Namun Alhamdulillah lelah memuai menjadi sebuah kepuasan yang tak termaknai.
Kepuasan itu memantul dari kemeriahan dan keceriaan anak pada prosesi kurban dari para wali santri SDI Nurul Bayan. Lantunan takbir dan tahmid menyeruak dari bibir anak-anak penghafal Qur'an yang insyaallah mereka anak yang Soleh dan Soleha.
Menjadi bagian dari terlaksananya kurban di Sdi Nurul Bayan menjadi satu kehormatan dan kepuasan tersendiri. Jika pada idul kurban tahun 2018 hanya berkourban satu ekor sapi. Alhamdulillah pada idul kurban tahun 2019 ini SDI Nurul Bayan berkurban tiga ekor sapi.
Insyaallah amal dari para pengkurban menjadi semerbak hingga ujung pelosok Gapura tempat saya lahir.
Oya Perlu kiranya saya sampaikan di sini. Atas amanah dari Kepala Sekolah saya di beri bagian satu kepala sapi dari tiga sapi yang dikurbankan. Dari daging kepala ini lah saya bagikan lagi pada tetangga di kampung.
Sedang sisa 2 kepala untuk kepala sekolah dan Yayasan. Hal ini saya terangkan untuk tidak menjadi sebuah informasi yang terdistorsi. Takut ada yang tanya kok saya dapat kepala yang lain tidak.
Terlepas dari apa dan bagaimana saya merasa senang melihat keceriaan dan kebahagian mereka yang menerima bagian daging kurban yang saya bagikan meski jumlah tidak seberapa. Saya katakan saya hanya perantara, saya hanya penyampaikan saja.
Ucapan terimakasih dari para penerima, memnuat saya berhayal. Semoga saya bisa berkurban juga. Sambil menerawang jauh membayangkan dalam angan saya. Jika saja saya berkurban sendiri di kampung. Tentu akan sangat menyenangkan. Orang-orang di kampung akan turut senang. Itu lintasa bayangan saya.
Semoga tahun depan nanti saya dan keluarga bisa berkurban untuk Ibu dan kedua putra kebanggaan kami. Semoga harapan ini dikabulkan oleh Allah. Sehingga tidak hanya menjadi harapan dan keinginan belaka, amin.


Komentar
Posting Komentar